Senin, 06 September 2010

Ma Yan part 2

JALAN KEYAKINAN part 1



Desa Zhangjiashu,Mei 2001

seorang laki-laki berdiri tegak di ambang teras rumah.Rambutnyta yang bergelombang sesekali bergerak samar,mengikuti irama angin yang bertiup lembut.Kering embusan angin itu,bahkana sangat kering,sama sekali tidak mengandung air dalam embusannya,meski sekedar isyarat kedatangan air.Barangkali kandungan air yang terbawa angin itu telah terperas entah di mana,atau mungkin saja terjatuh di desa-desa yang terlewati sebelumnya.
Mata laki-laki itu menatap sekeliling.Biru manik matanya menyapu dataran terhampar.Dataran dengan rumput dan ilalang meranggas.Sesaat laki-laki itu teringat pada dataran tempat dia berasa;.Dataran pada negara yang memiliki 4 musin.Pada Mei seperti ini,bagi dataran itu berarti musim semi.Sebuah musim yang sejuk.Sebuah keadaan alam ketika salju telah lama mencair sementara musim panas akan datang beberapa lama lagi.Sebuah transisi tanpa dingin yang mengigit dan tak pula dengan panas yang menyengat.Sebuah musim tanpa penghangat udara ataupun pendingin ruangan.Sebuah musim ketika pohon-pohon menumbuhkan tunas-tunas baru dan bunga-bunga mekar dengan kuntum-kuntum yang menunggu giliran berikutnya.
Akan ditemukannya bunga di segala pelosok,bahkan sudut-sudut kota.Di sepanjang Champ de Elysee,jalan raya ikon ibu kota,pohon-pohon semarak menumbuhkan daun-daun.Pohon-pohon yang seakan bercahaya ketika malam tiba,pijar warana-warninya di kanan dan kiri jalan berangkaian seakan menjadi petunjuk mengarah ke Menara Eiffel,bangunan rangka besi menjulang,yang juga salah satu ikon lain dari sebuah negara yang agaknya senantiasa bertabur cahaya tanpa menyimpan dahaga.
Betapa beda semua itu dengan dataran yang dipijaknya kini.Di dataran ini,entah berapa musim lewat,bukan musim yang berganti,melainkan kemarau berkepanjangan yang meniadakan hujan setetes pun.Kemarau itu meranggaskan rumput-rumput.Namun,rumput-rumput itu terus bertahan,tetap tumbuh meski meranggas dan kering.Setia pada penantian dan meyakini bahwa hujan akan datang pada suatu ketika.Adakah harapan dalam diri manusia yang mampu bertahan serupa rumput-rumput itu ?

BERSAMBUNG

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Read First and please respect

Arsip Blog

LIZLEMAGAZINE